Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) yang
merekrut dan mengirim generasi muda untuk menjadi pengajar muda di
daerah terpencil dinilai mampu menerapkan tata kelola (good governance)
yang baik. GIM mendapatkan laporan keuangan dengan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) dari Kantor Akuntan Publik PwC Indonesia.
Penyerahan
laporan keuangan GIM 2010-2011 yang dilakukan Pwc Indonesia secara
gratis tersebut dilangsungkan dalam kegiatan Corporate Responbility Expo
di Kantor PwC di Jakarta, Kamis (4/10/2012). Hasil audit diserahkan
Eddy Rintis, Assurance Leader PwC Indonesia, kepada Ketua Yayasan
Indonesia Mengajar Anies Baswedan.
Anies mengatakan, opini dari
PwC Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia Mengajar memegang integritas
dalam pengelolaannya sejak pertama kali berdiri. PwC Indonesia mengaudit
laporan keuangan Indonesia Mengajar mulai dari pertama kali didirikan
pada 2010 hingga 31 Desember 2011.
"Di negara kita yang dituduh
banyak korupsinya, hasil audit GIM dengan opini WTP ini memberi energi
bahwa kita bisa mengelola sesuatu dengan benar," kata Anies yang juga
Rektor Universitas Paramadina Jakarta.
Partner PwC Indonesia,
Yusron Fauzan, menjelaskan, hasil audit ini menunjukkan bahwa
pengelolaan Indonesia Mengajar telah sesuai standar tata kelola
organisasi yang baik. "Opini (WTP) ini sama dengan opini yang kami
keluarkan untuk Bank Mandiri dan Pertamina," kata Yusron.
PwC
Indonesia juga mengapresiasi inisiatif Indonesia Mengajar sebagai
lembaga nonprofit yang membuka diri untuk diaudit. Menurut dia,
kebanyakan organisasi, misalnya perusahaan yang go public,
melakukan audit untuk menjaga kredibilitas dan memenuhi tuntutan para
pemegang sahamnya. "Kalau kita bandingkan dengan lembaga sejenis, ini
satu hal yang positif ketika Indonesia Mengajar punya keinginan untuk
transparan," tutur Yusron yang juga Ketua CSR PwC.
Fauzan
menjelaskan, kegiatan audit oleh PwC Indonesia ini adalah bagian dari
tanggung jawab sosial perusahaannya (CSR) . Alih-alih mengucurkan dana
seperti kebanyakan CSR, PwC Indonesia menyumbangkan keahliannya dalam
audit keuangan untuk menguji kredibilitas pengelolaan Indonesia
Mengajar. "Yang bisa kami berikan adalah kompetensi kami. Namun, kami
tetap menjaga independensi dalam melakukan audit ini," tegas Fauzan.
GIM
mengirim pengajar muda perdana pada 2010. Hingga saat ini, Indonesia
Mengajar telah mengirim 241 pengajar muda ke 136 SD di 16 kabupaten
mulai dari Aceh Utara di Sumatera sampai Fakfak di Papua.
Para
pengajar muda direkrut dari para pelamar yang berasal dari berbagai
latar belakang pendidikan. Hingga angkatan terakhir ada 26.363 pelamar.
Indonesia Mengajar tengah melatih 52 calon pengajar muda angkatan V
yang rencananya diberangkatkan pada November mendatang.
Penulis | : Ester Lince Napitupulu | ||||||||||||
Editor | : Nasru Alam Az |
sumber Kompas.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar